in

Apa itu G20, Sejarah, Anggota dan Manfaatnya Untuk Indonesia?

#image_title

Biasalah.news – Pada tanggal 15 – 16 November 2020 mendatang para pemimpin negara yang tergabung dalam G20 akan berkumpul di Bali. Memegang Presidensi G20 tahun 2022, berbagai persiapan telah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Baik itu persiapan acara, tempat pelaksanaan hingga keamanan selama acara G20 berlangsung.

Tema Presidensi G20 Indonesia 2022 adalah “Recover Together, Recover Stronger“. Melalui tema tersebut, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama dan tumbuh lebih kuat serta berkelanjutan.

Selain itu juga, untuk menemukan jalan bagaimana membantu perekonomian dunia bisa bangkit kembali usai dihantam pandemi virus corona. Akan tetapi, tampaknya ketegangan terkait perang Rusia-Ukraina dapat menghambat diskusi perekonomian tersebut.

Namun di sisi lain, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui secara jelas apa itu G20. Lantas apa itu G20? Bagaimana sejarah, anggota dan manfaatnya bagi Indonesia? Melansir dari laman resmi Bank Indonesia, Senin (14 November 2022), simak informasinya berikut ini.

Sejarah Berdirinya G20

Dibentuk pada tahun 1999 atas inisiasi anggota G7, G20 merangkul negara maju dan berkembang untuk mengatasi krisis bersama-sama. Utamanya yang melanda Asia, Rusia dan Amerika Latin. Tujuan G20 sendiri adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, seimbang, berkelanjutan dan inklusif.

Pada awalnya, G20 merupakan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Akan tetapi sejak tahun 2008, G20 menghadirkan Kepala Negara dalam KTT. Pada tahun 2010, kemudian dibentuk pula pembahasan di sektor pembangunan.

Sejak saat itulah G20 terdiri atas Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track). Sherpa diambil dari istilah untuk pemandu di Nepal, menggambarkan bagaimana para Sherpa G20 membuka jalan menuju KTT (Summit).

Anggota Yang Tergabung Dalam G20

G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). Adapun anggota G20 adalah sebagai berikut:

  • Afrika Selatan
  • Amerika Serikat
  • Arab Saudi
  • Argentina
  • Australia
  • Brasil
  • India
  • Indonesia
  • Inggris
  • Italia
  • Jepang
  • Jerman
  • Kanada
  • Meksiko
  • Republik Korea
  • Rusia
  • Perancis
  • Tiongkok
  • Turkiye
  • Uni Eropa

G20 atau Group Twenty, beranggotakan negara-negara paling industrialis dan berkembang di dunia. Organisasi yang dibentuk setelah krisis moneter di Asia Timur ini merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global dan 80% PDB dunia.

Baca Juga: Mewah dan Elegan, Terminal VVIP Bandara Ngurah Rai Modern dengan Gaya Khas Bali

Jenis Pertemuan Yang Ada Pada G20

  • Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)/Summit

Merupakan klimaks dari proses pertemuan G20, yakni rapat tingkat kepala negara atau pemerintahan.

  • Ministerial & Deputies Meetings/Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi

Diadakan di masing-masing area fokus utama forum. Pada Finance Track, Ministerial Meetings dihadiri oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau bisa disebut Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings (FMCBG). Sedangkan, pertemuan para deputi disebut Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD).

  • Kelompok Kerja/Working Groups

Beranggotakan para ahli dari negara G20, Working Groups menangani isu-isu spesifik yang terkait dengan agenda G20 yang lebih luas. Di mana kemudian akan dimasukkan ke dalam segmen kementerian dan akhirnya KTT.

Baca Juga: Spesifikasi Boeing C-17 Globemaster III AS, Pesawat Jumbo yang Bikin Heboh di Bali

Peran Nyata Yang Dilakukan Pada G20

1. Penanganan Krisis Keuangan Global 2008

Salah satu kesuksesan G20 terbesar yaitu dukungannya dalam mengatasi krisis keuangan global tahun 2008 lalu. G20 telah ikut serta mengubah wajah tata kelola keuangan global dengan menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi dalam skala sangat besar.

G20 juga mendorong peningkatan kapasitas pinjaman IMF dan berbagai development banks utama. G20 dianggap telah membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan dan mendorong beberapa reformasi penting di bidang finansial.

2. Kebijakan Pajak

G20 telah memacu OECD untuk mendorong pertukaran informasi terkait pajak. Pada tahun 2012, G20 menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) keluaran OECD. Di mana kemudian difinalisasikan pada tahun 2015. Melalui BEPS, saat ini 139 negara dan jurisdiksi bekerja sama untuk mengakhiri penghindaran pajak.

3. Kontribusi dalam Penanganan Pandemi Covid-19

Inisiatif G20 dalam penanganan pandemi mencakup penangguhan pembayaran utang luar negeri negara berpenghasilan rendah, Injeksi penanganan Covid-19 sebanyak >5 triliun USD (Riyadh Declaration), penurunan atau penghapusan bea dan pajak impor, pengurangan bea untuk vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis dan obat-obatan.

4. Isu lainnya

G20 juga berperan dalam isu Internasional lainnya. Termasuk perdagangan, iklim hingga pembangunan. Pada tahun 2016, diterapkan prinsip-prinsip kolektif terkait investasi Internasional. G20 juga mendukung gerakan politis yang kemudian berujung pada Paris Agreement on Climate Change di tahun 2015 dan The 2030 Agenda for Sustainable Development.

Baca Juga: Anne Hathaway Akan Hadir B20 Summit Di Bali 13-14 November Mendatang

Manfaat G20 bagi Indonesia

Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.

Merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya.

Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi (+ 20 tahun sekali) dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia. Baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan Internasional.

Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.

Menjadi kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah Internasional. Khususnya dalam pemulihan ekonomi global. Dari perspektif regional, Presidensi ini menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam bidang diplomasi Internasional dan ekonomi di kawasan. Mengingat Indonesia adalah satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G20.

Membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia. Khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan (showcasing) berbagai kemajuan yang sudah dicapai Indonesia kepada dunia. Selain itu juga, menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pasca pandemi. Baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia Internasional. Sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.

Buat Website Murah dan Cepat

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Jadwal Timnas Indonesia U-20 di Spanyol: Langsung Lawan Prancis

Heboh, Polisi Ungkap Selebgram Makassar Terlibat Prostitusi