Biasalah.news – Seorang mahasiswi Universitas Hasanuddin (Unhas) saat ini tengah menjadi perbincangan setelah mengaku netral gender atau non-biner. Dalam video klip yang viral di media sosial, Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Unhas tampak melontarkan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa baru.
“Mau jadi cewek atau cowok?” tanya Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Unhas, seperti dilansir Kompas.com, Minggu (21 Agustus 2022). “Tidak keduanya, tapi di tengah. Sangat netral,” jawab murid Unhas itu. Kejadian itu pun menuai banyak reaksi dari warganet, siswa diminta segera meninggalkan ruangan tempat berlangsungnya acara penerimaan siswa baru.
Ambil tas, kami tidak menerima laki-laki atau perempuan di sini, salah satunya,” dia berkata. Kompas.com Dr Irwan Hidayana, Dekan Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), memaparkan peran lembaga pendidikan dalam merespon pilihan gender.
Menurut Awan, mengacu pada kasus dikeluarkannya mahasiswa Unhas karena netral gender, ini kembali ke pertanyaan bagaimana universitas harus mengikutsertakan semua mahasiswa.Saya melihat seseorang mempostingnya di Twitter, saya tidak tahu Kalau semacam tata kehidupan kampus di Unhas atau perintah dari rektor atau perintah,” kata Irwan, Selasa (23 Agustus 2022).
“Dan yang jelas semua cendekiawan Unhas tidak boleh melakukan diskriminasi atas dasar ras, jenis kelamin, atau orientasi seksual,” lanjutnya. Begitu juga dengan aturan UI, semua sivitas akademika tidak boleh melakukan diskriminasi atas dasar agama, suku, jenis kelamin, atau orientasi seksual. “Artinya tentang contoh ini adalah bahwa contoh seorang dosen menunjukkan bagaimana ‘menyingkirkan’ bahwa seseorang mungkin tidak memahami aturan universitasnya sendiri.”
Menanggapi kasus Unhas-Student, yang menjadi viral setelah dia dideportasi karena mengaku sebagai Mahasiswa Unhas, dia mengaku tidak. Perempuan dan laki-laki sangat kuat, pada kenyataannya gender dan gender adalah dua hal yang berbeda.
Baca Juga : Ojek Online di Keroyok Pengendara Motor Lain dan Tukang Parkir
Pandangan ini, menurut saya, seolah-olah seseorang harus melangkah di antara keduanya. “Bahkan jika kenyataannya sebaliknya,” jelasnya, itu menunjukkan bahwa Anda berhubungan seks. Diketahui bahwa ada jenis kelamin laki-laki dan perempuan. .
Jenis kelamin ditentukan berdasarkan karakteristik biologis. Misalnya, pria memiliki penis dan wanita memiliki vagina. Gender, di sisi lain, adalah keadaan mengidentifikasi diri sendiri untuk memilih apakah seseorang laki-laki atau perempuan (biner) atau tidak keduanya (non-biner/non-biner).
“Tentu saja ketika kita berbicara tentang bagaimana kita dapat mengakomodasi orang-orang dengan identitas gender yang berbeda,” kata Arwan. Artinya, tidak boleh melecehkan, menggunakan kekerasan, atau ejekan.
“Mungkin setiap orang memiliki nilai pribadinya masing-masing. Misalnya, saya pikir orang hanya laki-laki dan perempuan, tetapi jika ada orang yang tidak merasa seperti laki-laki atau perempuan, saya menganggap Anda diskriminatif.” Entah kenapa , tolong jangan konyol,” kata Awan. Artinya dalam kehidupan sosial kita harus menerima dan memahami orang-orang yang merasa berbeda identitas gender, tanpa memfitnah, memaki, atau mengolok-olok mereka.
Unhas mengatakan mahasiswa mengaku netral gender. Profesor Jamaluddin mengaku memulai arbitrase atas nama kedua pihak yang terlibat. “Unhas bersifat inklusif dan terbuka untuk semua. Kami mohon maaf jika perlu,” kata Profesor Jamaluddin, Sabtu (20/822). Isu mahasiswa Unhas diusir dosen karena mengaku netral gender dikabarkan sudah diselesaikan oleh pendeta. Orang tua mahasiswa dikabarkan telah bertemu dengan dosen untuk menyelesaikan masalah tersebut.