Biasalah.news – Setelah sempat berhenti pada tahun 2014, kini Mak Itam, Kereta Api Wisata (KA Wisata) khas Sawahlunto, Sumatera Barat, kembali beroperasi.
Rancangan ulang kereta wisata Mak Itam ini terwujud berkat kerja sama antara KAI, Biofarma, Pupuk Indonesia, dan Semen Indonesia.
Selain itu, ada Injourney yang merupakan ketua kantor pengelola proyek pariwisata BUMN di Sumbar.
Dikutip dari situs resmi KAI pada Selasa (20/12/2022), peresmian dibukanya kembali kereta wisata Mak Itam jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban di Sumatera Barat.
Melalui kerja sama dengan KAI, tiga BUMN telah memperoleh hak penamaan stasiun dan kereta api di wilayah tersebut.
Nama resmi Stasiun Sawahlunto diubah menjadi Stasiun Sawahlunto Biofarma, Stasiun Muarokalaban diubah menjadi Stasiun Muarokalaban Pupuk Indonesia, dan nama kereta wisata itu sendiri adalah KA Wisata Mak Itam SIG.
Kini, orang sekarang dapat melakukan perjalanan dengan kereta api ke daerah yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO yang baru, yaitu Situs Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto.
Untuk mengaktifkan kembali jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban sepanjang 4 km, KAI melakukan perbaikan jalur kereta api, 2 jembatan, terowongan, persinyalan, gedung stasiun dan depo.
Selain pembenahan infrastruktur, KAI juga menghidupkan kembali lokomotif uap bersejarah yakni E1060 atau Mak Itam yang digunakan untuk angkutan batu bara.
Dalam memulihkan lini, KAI berhasil mengatasi beberapa tantangan. Kendala seperti terbatasnya material perbaikan, rel kereta api yang dapat digunakan warga untuk beraktivitas, dan lain-lain.
Upaya pemugaran lokomotif Mak Itam yang berusia 57 tahun juga menghadapi tantangan.
Sedemikian rupa sehingga KAI harus memanggil tim ahli restorasi lokomotif uap dari Museum Kereta Api Ambarawa untuk menangani kerusakan lokomotif bersejarah tersebut.
Namun melalui koordinasi dan komunikasi yang baik, KAI mampu menyelesaikan pemugaran lebih cepat dari target awal Januari 2023.
Baca Juga: Aplikasi Jebolan Apple Developer Academy Indonesia Bantu Teman Tuli di KRL
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Kereta Api Wisata Mak Itam tidak akan terwujud jika semua pemangku kepentingan tidak bekerja sama dan melakukannya tanpa hati.
Karena gotong royong atau gotong royong merupakan budaya dan merupakan pondasi bangsa Indonesia.
“Salah satu yang kita lihat hari ini adalah bagaimana infrastruktur seperti kereta api wisata diekspor dari Sawahlunto ke Muaro Kalaban, dan akan kita ekspor lagi ke Silungkang,” kata Erick.
Manajer Senior KAI, Didiek Hartantyo menambahkan pengoperasian KA Mak Itam dan jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban merupakan bentuk nyata dukungan BUMN terhadap pemulihan ekonomi melalui pengembangan pariwisata di wilayah Sumbar.
“Memanfaatkan dan mengoptimalkan aset BUMN di Sumbar sebagai penggerak kegiatan perekonomian daerah sesuai dengan visi Kementerian BUMN,” ujarnya.
Senior Manager Bio Farma, Honesti Basyir berharap masyarakat mendapat manfaat dengan diaktifkannya kembali jalur kereta api Sawahlunto-Muaro Kalaban.
“Saya berharap ini dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama di masa pandemi yang sedang berlangsung,” kata Honesti.
Direktur Sumber Daya Manusia, Manajemen dan Manajemen Risiko PT Pupuk Indonesia (Persero), Tina T Kemala Intan, mengatakan selain mendukung pariwisata dan ekonomi lokal, Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah operasi Pupuk Indonesia, pusat pertanian di pulau Sumatera.
“Alhasil, Stasiun Muarakalaban kini dikenal juga dengan Stasiun Muarakalaban Pupuk Indonesia,” tambah Tina.
Senior Manager GIS Donny Arsal mengatakan, dihidupkannya kembali jalan Sawahlunto-Muaro Kalaban diharapkan dapat memaksimalkan potensi wisata yang ada di Sumbar.
“Dengan cara ini, dapat berdampak positif terhadap pendapatan masyarakat sekitar sekaligus membantu percepatan pertumbuhan ekonomi pada masa pemulihan pascapandemi,” jelas Donny.
Dony Oskaria, Chief Manager Injourney mengatakan, Injourney selaku project manager akan menyiapkan berbagai rencana untuk mendukung pariwisata Sawah Lunto. Contohnya termasuk peningkatan fasilitas akomodasi, paket perjalanan, dan program kemitraan yang melibatkan UKM.
“Tentunya ini menjadi peluang bagi kami untuk menjadikan Sawahlunto sebagai destinasi wisata heritage di Indonesia sejalan dengan rencana pemerintah kota untuk menciptakan smart city,” ujarnya.
Perlu diketahui bahwa jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban awalnya dibangun oleh Sumatra Staats Spoorwegen (SSS) dan telah beroperasi sejak tahun 1894.
Alasan utama pembangunan awal besi di Sumatera Barat adalah untuk mengangkut batubara dari Ombilin ke Sawahlunto.
Namun, pada akhir tahun 2000 produksi batu bara di Sawahlunto menurun dan otomatis aktivitas kereta api di jalur tersebut terhenti.
Rute tersebut pernah digunakan untuk perjalanan kereta wisata Mak Itam pada tahun 2009 dan dihentikan secara total pada tahun 2014.
Mak Itam kemudian dipajang di Museum Kereta Api Sawahlunto. Mak Itam sendiri merupakan lokomotif uap roda gigi seri E1060 buatan Jerman tahun 1965.
Sumber: Kompas.com