Biasalah.news – Presiden China Xi Jinping akan menerapkan kebijakan ketat untuk meningkatkan angka kelahiran rakyat. China saat ini menghadapi penurunan terbesar dalam tingkat kelahiran penduduknya dalam sejarahnya.
“Kami akan membangun sistem kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran dan mengejar strategi nasional proaktif dalam menanggapi penuaan populasi,” kata Xi kepada sekitar 2.300 delegasi dalam pidato pembukaan Kongres Partai Komunis akan berlangsung setiap lima tahun sekali, dikutip dari Reuters.
Selama setahun terakhir ini, pemerintah telah memperkenalkan langkah-langkah seperti pemotongan pajak, cuti hamil lebih lama, asuransi kesehatan yang lebih baik, perumahan bersubsidi, dana tambahan untuk anak ketiga, dan tindakan keras terhadap les private yang mahal.
Namun dalam survei yang diterbitkan pada bulan Februari oleh think-tank YuWa Population Research, keinginan wanita China untuk memiliki anak adalah yang terendah di dunia.
Baca Juga: PM Jepang Perintahkan Penyelidikan Gereja Unifikasi Usai…
Dampak Resesi Seks
Dalam beberapa dekade, ahli demografi memperkirakan akan ada lebih banyak kakek-nenek daripada cucu karena tingkat kelahiran yang menurun.
“Di masa mendatang hanya akan ada sedikit anak-anak dan banyak manula, dan ini akan sangat sulit untuk mempertahankan masyarakat global,” kata Direktur Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington, Christopher Murray.
“Coba pikirkan dampak sosial dan ekonomi pada masyarakat di mana jumlah kakek-nenek lebih banyak daripada jumlah cucu-cucu,” lanjutnya.
Menurunnya angka kelahiran berarti di masa yang akan datang penduduk yang menua akan melebihi usia produktif. Di negara dengan tingkat kelahiran yang rendah, pemerintah harus memikirkan cara untuk menjaga populasi yang sebagian besar berusia lanjut.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!