Biasalah.news – Sebuah akun Twitter membuat unggahan yang mempertanyakan sebuah pernyataan bahwa wanita harus minum tablet tambah darah seminggu sekali untuk cegah stunting.
Selain itu, anjuran tersebut menyatakan bahwa selama menstruasi, konsumsi penambah darah harus ditingkatkan menjadi satu kapsul per hari.
Si pengunggah juga mengatakan bahwa anjuran mengonsumsi tablet penambah darah adalah untuk menghindari kelahiran anak stunting.
“ini beneran gak sih?? Soalnya gua gak pernah minum tablet penambah darah & ampe skrng jg gak kenapa2, rutin per 3 bulan donor darah juga selalu bagus kadar HBnya. kasian kalo sesat kan udh rame bgt yg rt&like,” tulis si pengunggah tak percaya.
Sayangnya, kicauan itu tak lagi bisa ditemukan dalam pantauan pada Senin malam (12/12/2022).
Dokter dan ahli gizi, Dr. Tan Shot Yen menjelaskan bahwa mengonsumsi tablet suplemen darah memang bisa mencegah persalinan telat akibat anemia.
“Lebih dari 30% remaja putri menderita anemia dan sekitar 50% ibu hamil juga menderita anemia defisiensi besi,” kata Tan saat dihubungi Kompas.com, Senin (12 Desember 2022).
Semua sel membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup dan tumbuh, kata Tan.
Oksigen dibawa oleh hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah. Anemia, di sisi lain, dapat menyebabkan beberapa kondisi, termasuk gangguan perkembangan janin, risiko perdarahan postpartum, dan keterlambatan perkembangan yang terjadi dalam 1.000 hari pertama kehidupan.
Namun, frekuensi minum tablet suplemen darah tidak harus satu tablet per minggu atau satu tablet per hari saat menstruasi. Yang disarankan justru mengonsumsi tablet penambah darah tergantung dari setiap individu.
Sebaliknya, jika Anda anemia, minum tablet penambah darah satu kali sehari sampai normal kembali.
“Saya tidak mengerti kenapa ada aturan aneh minum seminggu sekali dan minum sekali sehari saat haid,” kata dr Tan Shot Yen.
Wanita bisa makan makanan kaya zat besi, jelasnya. Makanan tersebut antara lain telur, daging ayam, bebek, daging sapi, tahu, tempe, bayam, dan daun katuk.
“Prinsipnya tentu saja gizi yang paling seimbang,” kata Tan.
Baca Juga: Wanita Viral di Bekasi yang Mengaku Idap Progeria Sejak SD!
Tan menjelaskan bahwa menerapkan konsep “Isi piringku” pada sarapan, makan siang, dan makan malam menghasilkan keseimbangan gizi.
Konsep “Isi Piringku” membagi piring menjadi empat bagian yang masing-masing memiliki porsi berbeda.
Bagian pertama yang menempati 1/3 dari total permukaan piring merupakan bagian makanan pokok seperti nasi.
Bagian kedua, diisi dengan lauk, menempati 1/6 dari total permukaan piring. Dan bagian ketiga di sebelah kanan mewakili 1/3 bagian sayuran. Sedangkan 1/6 sisanya adalah bagian dari konsumsi buah.
Selain memperhatikan apa yang ada di piring, makanan penambah dan penghambat penyerapan patut diperhatikan.
Menurut Tan, makanan yang dapat menambah penyerapan zat besi antara lain makanan kaya vitamin C, vitamin A, dan betakaroten, serta daging ayam dan ikan.
Sementara makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi adalah makanan yang mengandung kalsium, oksalat, asam fenolat, dan fitat.
Menurut Tan, diperlukan tes hemoglobin dan feritin untuk mengetahui apakah terkena anemia.
“Tujuannya adalah untuk mengetahui cadangan zat besi,” tambah Tan.
Selain itu, penderita anemia dapat meningkatkan kadar zat besinya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan berhati-hati dengan fortifier dan penyerapnya.
Namun, khusus untuk penyakit bawaan bawaan seperti talasemia dan hemofilia, suplementasi zat besi hanya boleh dilakukan di bawah pengawasan dokter.
“Mereka tidak bisa sembarangan minum pil zat besi karena Hbnya rendah, bukan karena tidak cukup,” jelasnya.
Tan juga mengatakan bahwa mencegah anemia lebih baik daripada mengobatinya. Karena itu tidak hanya akan mempengaruhi keadaan tubuh sendiri, tetapi juga mempengaruhi anak-anaknya di masa depan.
Tan berkata, “Merawat tubuhmu sendiri menentukan nasib anak-anak di masa depan.”
Sumber: Kompas.com
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!