Biasalah.news – Pengunjuk rasa pemblokiran mobil Wakil Presiden Maruf Amin berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (9 Juli 2022). Berdasarkan riset dari Tribunnews.com, video tersebut menjadi perbincangan setelah diunggah ke beberapa akun Instagram, seperti @kamerapengawas.id dan @undercover.id.
Dalam rekaman yang viral beredar, sekelompok pengunjuk rasa berkumpul di Simpang Charitas Palembang. Mereka membawa bendera organisasi mereka di spanduk dengan tulisan penolakan kenaikan harga BBM. Beberapa saat kemudian, konvoi Wakil Presiden Maruf Amin tiba.
Beberapa pengunjuk rasa tampaknya berusaha menghentikan langkah kelompok itu. Aksi mereka langsung dihentikan oleh aparat kepolisian dan TNI yang hadir di lokasi. Upaya mencegat mobil Maruf Amin berhasil dihentikan. Sementara rombongan Wapres melanjutkan perjalanan. Sejak Kamis (8 September 2022), video ini sudah ditonton ribuan kali oleh pengguna internet.
Direktur Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi angkat bicara langsung soal cerita yang beredar di masyarakat. Dia mencontohkan, tidak ada penindakan terhadap mobil Wakil Presiden Maruf Amin. Sebelum rombongan melintasi Simpang Charitas Palembang, massa sudah berada di tengah jalan. “Sebenarnya tidak ada kendala.
Baca Juga : Setelah FWB, Tren Berisiko ‘Sleepover Date’ Viral di Medsos!!
Jadi ketika mobil (Wapres) lewat, mereka (pengunjuk rasa) sudah ada di jalan. Posisi mereka di tengah,” kata Supriadi seperti dikutip TribunSumsel.com. Petugas kemudian membubarkan aksi tersebut karena diduga mengganggu lalu lintas.
Menurut Supriadi, mengungkapkan keinginan di tempat umum diperbolehkan dengan catatan. ketertiban umum,” imbuhnya. Informasi lebih lanjut, setelah kejadian ini, 7 pengunjuk rasa diamankan dengan aman. Mereka semua dibawa ke Polrestabes Palembang untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Maruf Amin menjelaskan, sebenarnya pemerintah tidak menaikkan harga BBM, tapi melakukan penyesuaian harga. “Sebenarnya bukan kenaikan, itu penyesuaian. Normalisasi harga ke harga keekonomian,” katanya, seperti dikutip dari wapresri.go.id. Maruf Amin mengatakan subsidi BBM sejauh ini gagal mencapai target, tetapi justru menguntungkan orang kaya.
Oleh karena itu, kenaikan harga BBM merupakan bagian dari upaya yang dilakukan pemerintah untuk menata kembali agar penerima manfaat benar-benar merasakannya. Maruf Amin berkata: “Bahasa kiai, ya’ta’u kullidzi haqqin haqqahu, memberdayakan mereka yang berkuasa. Terakhir, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia itu memberikan tanggapan terkait protes kenaikan harga BBM.
Dikatakannya, pada dasarnya demonstrasi pendapat diperbolehkan dalam demokrasi. “Apa yang kami harapkan, bagaimanapun, adalah bahwa dia tidak akan melakukan anarki, tidak menyebabkan kekacauan, tidak menyebabkan kekacauan, jadi wajar saja jika keinginannya akan dikomunikasikan.”
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!