Biasalah.news – Poster, akun Instagram @ine ****, membandingkan ketinggian keduanya saat menaiki tanggul yang membatasi laut dan darat di kawasan Jakarta Utara.
Hal ini menimbulkan pertanyaan bahwa Jakarta benar-benar akan tenggelam pada tahun 2030. Namun, pada saat air pasang, air laut hanya sejengkal dari tepi tanggul. Siapapun yang telah bekerja di sana selama sekitar 5 tahun telah menyaksikan perubahan yang terjadi dengan permukaan laut.
Di sisi lain, insiden jebolnya tanggul belum pernah terjadi. Baru beberapa tahun lalu ada kejadian air yang membuat warga panik. Maka, kata dia, pemerintah sudah mulai berencana memperbaharui tanggul dengan menambah tinggi agar tidak meluap ke daratan.
Baca Juga : Jadwal Ganjil Genap Agustus dari Tanggal 1 – 5 di DKI Jakarta
“Saat ini alhamdulillah tidak banyak banjir. Padahal bulan lalu sangat tinggi di atas lutut,” kata Warya. RT 6 sebenarnya adalah wilayah yang paling dekat dengan laut, desanya juga terbiasa dengan banjir rob yang hampir setiap hari terjadi.
Tapi hari ini terlihat sangat berbeda dari bulan lalu. Banjir hanya terjadi di beberapa titik setinggi tumit. Warya mengatakan intensitas banjir rob terus meningkat. Sebelumnya, banjir hanya berlangsung beberapa jam, kemudian surut, kemudian meningkat menjadi beberapa hari, dan sekarang hanya ada 3 hari tanpa banjir per bulan.
“Setiap tahun air laut naik,” jelasnya. “Bahkan saat itu masih tinggi, di jalan utama di sana sudah setinggi betis. Jauh,” jelasnya. Selain itu, Warya memperkirakan tinggi badannya bertambah sekitar 50 cm per tahun.
Perhitungan ini dilakukan dari setiap reklamasi atau penambahan batuan untuk menaikkan elevasi tanah di berbagai titik di wilayahnya guna meminimalkan banjir yang disebabkan oleh air laut.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!