Biasalah.news – Insiden di Itaewon, Korea Selatan, membuat ratusan orang meninggal diduga akibat henti jantung. Berdesak-desakan di dalam kerumunan membuat orang kesulitan bernapas yang berakibat fatal.
Di tengah kabar duka tersebut, ada saja narasi yang mengaitkan antara lemahnya jantung para korban dengan efek infeksi COVID-19 maupun vaksin untuk menangkalnya.
Menanggapi hal tersebut, spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito A Damay, SpJP menegaskan tak ada kaitan jantung lemah dengan vaksin COVID-19.
“Kalau kita ikuti logika bahwa jantung manusia makin lemah karena vaksin COVID diberikan di Korsel, maka seharusnya dicek manusia manusia yang selamat dari tragedi Itaewon itu apakah mereka sudah di vaksin COVID apa tidak,” ujar dr Vito kepada detikcom, Senin (31/10/2022).
Baca Juga : Heboh, Petugas Stasiun Disiram Kuah Odeng Oleh Penumpang
“Bandingkan berapa banyak yang selamat dibandingkan yang tidak. Bila sebagian besar orang orang selamat yang tidak di vaksin, baru bisa berpikir demikian,” lanjutnya.
Seorang ahli jantung yang berpraktek di RS Siloam Semanggi juga menjelaskan mengapa keramaian menyebabkan henti jantung, seperti yang terjadi di Itaewon. Pada awalnya, orang tersebut akan mengalami kesulitan bernapas karena kompresi dada.
Momen tersebut secara tidak sengaja akan menyebabkan banyak orang tidak bisa bernapas karena gerakan dada sangat sulit. Situasi yang tidak terkendali, kepanikan dan ketegangan menyebabkan peningkatan jumlah karbon dioksida karena ada begitu banyak orang dan peningkatan adrenalin menyebabkan pembuluh darah pecah.
“Sirkulasi oksigen terhambat, menyebabkan pingsan dan bahkan serangan jantung,” jelas Dr. Vito.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!