Biasalah.news – Kurs rupee antar bank di Jakarta awal pekan ini ditutup melemah karena pelaku pasar meneliti data tenaga kerja AS. Rupiah ditutup melemah 11 poin atau 0,08% menjadi Rp 14.907/USD dari penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.896/USD.
Tim Monex Investindo Futures menulis dalam sebuah catatan penelitian di Jakarta pada Senin (5 September 2022): “Dolar AS naik setelah pasar menyelesaikan laporan pekerjaan AS pada Jumat malam.
Laporan pekerjaan AS menunjukkan 315.000 pekerjaan ditambahkan pada bulan Agustus, atau perkiraan konsensus, dengan tingkat pengangguran mencapai 3,7% (tahun ke tahun) atau di atas perkiraan. Laporan pekerjaan Agustus dianggap penting karena akan ditinjau oleh The Fed sebelum menaikkan suku bunga pada pertemuan September.
The Fed, yang akan mengadakan pertemuan kebijakan suku bunga pada 21 dan 22 September, diperkirakan akan menaikkan suku bunga utamanya lagi menjadi 75 basis poin. Beberapa pejabat Fed mengatakan suku bunga perlu dinaikkan untuk mencegah inflasi tetap tinggi.
Baca Juga : Sebuah Mobil Box Terbakar di Jalan Raya Krukut Depok
Sementara itu, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pembukaan dengan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama merupakan jaminan untuk mengendalikan inflasi di AS.
The Fed sedang mencari cara untuk mengatasi inflasi, yang telah meningkat ke level tertinggi 40 tahun karena kenaikan harga makanan dan bahan bakar. Suku bunga The Fed diperkirakan akan terus meningkat hingga inflasi pada dasarnya mendekati target 2% bank sentral.
Rupee dibuka menguat pada pagi hari di Rp 14,889/US Dollar. Sepanjang hari, rupiah berfluktuasi antara 14.889 rupee per dolar AS hingga 14.935 rupee per dolar AS. Sementara itu, nilai tukar Jakarta Interbank Spot (JISDOR) melemah pada Senin menjadi Rp 14.920/USD dari posisi Rp 14.900/USD pada hari sebelumnya.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!