Biasalah.news – Saat ini mobil-mobil yang dijual di Indonesia ditawarkan dengan beragam pilihan sistem penggerak. Yang paling banyak adalah sistem penggerak roda depan atau Front Wheel Drive (FWD) dan penggerak roda belakang atau Rear Wheel Drive (RWD).
Penggunaan sistem penggerak mobil kerap kali diperdebatkan. Padahal, semua sistem penggerak mobil tersebut punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Lalu, apa plus minus dari kedua sistem penggerak tersebut?
1. Sistem FWD
Sistem FWD sudah banyak digunakan di mobil-mobil terkini. Bahkan, mobil sekelas Avanza-Xenia sampai Innova pun berubah haluan dari RWD kini menjadi FWD. Mobil di kelas low MPV atau SUV pun banyak yang menggunakan penggerak roda depan.
Sistem FWD menyalurkan tenaga dari mesin di depan ke roda depan. Tak perlunya menyalurkan ke roda belakang, membuat komponen mobil FWD lebih ringkas. Sebab, tak ada komponen propeller shaft untuk menyalurkan tenaga dari mesin di depan ke roda di belakang.
Keuntungan dari sistem tanpa propeller shaft ini adalah lantai mobil yang lebih rata (tidak ada gundukan propeller shaft), mengurangi bobot, sampai mengurangi kebisingan. Mobil FWD juga cenderung memiliki bobot lebih ringan karena lebih sedikit komponen powertrain-nya.
Kelebihan dari sistem FWD adalah mobil dengan penggerak FWD bisa lebih responsif dan lebih hemat bahan bakar. Sebab, komponen penyaluran tenaga dari mesin/transmisi ke roda sangat pendek dan tidak banyak hambatan. Berbeda dengan mobil penggerak roda belakang atau rear wheel drive (RWD) yang membutuhkan komponen lebih banyak.
Sementara dalam menaklukkan tanjakan, mobil FWD memang cenderung memiliki gejala selip karena distribusi bobot. Saat tanjakan, biasanya ada pergeseran bobot mobil yang bergeser ke roda belakang sehingga membuat traksi roda depan berkurang. Tapi itu bisa diatasi dengan cara mengemudi yang benar. Misalnya dengan memanfaatkan momentum menanjak.
Kekurangan lain dari mobil FWD adalah, karena mobil ini menggunakan roda depan sebagai penggerak sekaligus steering atau pengarah kendaraan, maka beban roda depan jadi berlebihan. Disebutkan, mobil FWD biasanya cenderung memiliki gejala understeering karena roda depan bertugas menjadi penggerak dan pembelok kendaraan.
Baca Juga: Mulai dari Rp 419 Juta, Toyota Kijang Innova Zenix Yang Termurah Dapat Fitur Apa Saja Sih?
2. Sistem RWD
Berlaih ke sistem penggerak roda belakang atau RWD. Sistem penggerak roda belakang ini umumnya digunakan pada mobil-mobil yang biasa dipakai kerja keras. Sistem RWD biasanya diandalkan untuk kebutuhan berkendara di berbagai medan berat.
Keuntungan dari sistem RWD adalah distribusi bobot yang lebih baik. Mobil RWD memiliki ruang penyimpanan mesin di bagian depan dan girboks serta driveshaft di bagian tengah. Penempatan ini menjadikan pembagian beban lebih ideal dan merata.
Selain itu, sistem penggerak RWD membagikan beban pada roda depan dan belakang secara optimal. Roda depan fokus hanya untuk kemudi dan roda belakang untuk sistem penggerak. Pembagian masing-masing beban kerja ini membuat sistem penggerak dan komponen suspensi lebih awet.
Di tanjakan, mobil RWD cenderung tidak mengalami spin. Sebab, ketika menanjak bobot akan mengarah ke belakang dan roda belakang sebagai roda penggerak tetap mendapatkan traksi.
Namun, kekurangan mobil RWD biasanya memiliki bobot yang berat. Soalnya, mobil FWD mengandalkan lebih banyak komponen untuk memindahkan tenaga dari mesin di depan ke roda belakang. Terdapat beberapa komponen powertrain lebih banyak seperti propeller shaft, gardan, as roda belakang, cross joint, dan lain-lain.
Selain lebih berat, mobil RWD juga kerap mengalami loss power akibat gesekan di komponen powertrain itu. Karenanya, mobil RWD kadang-kadang kurang irit dan kurang responsif dibanding mobil FWD.
Kekurangan lain pada sistem penggerak roda belakang berupa kabin yang kurang lapang. Soalnya, lantai mobil menjadi tidak rata karena menjadi tempat untuk sistem transmisi dan propeller shaft di bagian bawahnya.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!