in

Kronologi Kematian Santri Gontor Ponorogo

Biasalah.news – Kematian santri di Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, dan Albar Mahdi terus diselidiki polisi. Baru-baru ini, petugas polisi Ponorogo Satreskrim mengungkapkan bahwa dua korban lainnya dianiaya oleh penyerang yang sama.

Untuk mengungkap fakta tersebut, Kantor Kementerian Agama Pemerintah (Kemenag) Ponoro juga turun tangan untuk melakukan penyelidikan. Tim yang dipimpin Dinas Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Ponorogo mengunjungi Poidsren untuk mengetahui detail kronologis tragedi tersebut.

Menurut informasi yang diberikan oleh Ketua Sub Panitia Dirut Pondok Pesantren Kemenag Ponorogo Basnang Said, penganiayaan bermula saat kegiatan rutin Pondok Pesantren Darussalam di Gontor Ponorogo pada Setiap Kamis-Jumat. (Perkajum). Ini adalah garis waktu. Dari Kamis hingga Jumat, 18 dan 19 Agustus 2022, siswa kelas 5 mengikuti kegiatan Perkajum yang dipandu oleh Albar Mahdi Bin Rusdi.

Selain itu, mulai Sabtu hingga Minggu, 20-21 Agustus 2022, panitia Perkajum melakukan operasi pengembalian peralatan perkemahan.

Pada hari Senin 22 Agustus 2022, pembina (Albar Mahdi Bin Rusdi) dipanggil oleh sesepuhnya untuk ditanyai tentang peralatan kamp yang mereka anggap tidak layak hingga terjadi ‘tindakan kekerasan’ atau oleh dua orang yang duduk di kelas 6, menyebabkan korban meninggal pada tempat. Korban dibawa ke RS Yasyfin Gontor. Kemudian pengajian dilakukan hingga selesai, tanpa bekas luka di badan dan tanpa noda darah.

Baca Juga : Viral!! Kisah Seorang Ibu yang Menikah Lagi : Teman SD-ku Kini Jadi Ayah Tiriku

Pemakaman dilaksanakan secara khidmat, didoakan di masjid Pondok Pesantren Darussalam Gontor oleh ribuan santri dan dinyatakan syahid.

Jenazah dipindahkan ke rumah di Palembang atas permintaan keluarga. Mereka berangkat dari Gontor pukul 14.00 WIB melalui jalan darat dengan tiga mobil rombongan sembilan orang yang dikemudikan Ustadz Agus Mulyana. Rombongan tiba di rumah duka, Selasa 23 Agustus 2022 pukul 11.30 WIB.

Keluarga meminta agar peti mati dibuka dan dikuburkan. Saat kain kafan dibuka, wajah korban berlumuran darah dari hidungnya.

Kain kafan dibuka dan badan membiru, kemudian korban dimandikan dengan perak dan dibalut, kemudian didoakan dan dimakamkan. Pihak keluarga pada awalnya ikhlas menerima kenyataan ini, tidak keberatan, hanya meminta 3 hal. khusus untuk memudahkan perjumpaan siswa, perjumpaan dengan pelaku dan kepastian hukuman.

Buat Website Mudah dan Cepat

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Berikut 6 Fakta Unik dari Gurun Sahara

WOW! BSI Akan Bangun Gedung 10 Lantai di Aceh