Biasalah.news – Ratusan warga Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, tersebar kabar bahwa mereka menjadi korban arisan palsu.
Akun TikTok Anisa Rahmansyah menampilkan informasi terkait arisan palsu ini. Selain memajang foto tersangka pelaku, beberapa pasal menyebutkan ratusan korban arisan dengan kerugian mencapai Rp 2 miliar.
“Korbannya mahasiswa, pegawai swasta, ibu rumah tangga. Korban mengalami kerugian lebih dari Rp 2 miliar. Bahkan ada informasi sampai Rp 4 miliar, Pak,” kata Anisa.
Dia mengaku baru memantau arisan sekitar satu tahun. Sementara itu, penulis telah berada di puncak arisan untuk beberapa waktu.
“Saya menghadiri arisan hanya setahun, kalau dia (pelaku) sudah membuka arisan tiga tahun lalu,” tambah Anisa.
Modusnya adalah para korban diajak untuk mengikuti arisan online oleh pelaku. Selain diuntungkan, para korban juga mendapatkan hadiah tertentu untuk menarik mereka agar mengirimkan uang.
Para korban dibujuk untuk memanfaatkan dana yang dihasilkan disimpan dan (dilikuidasi) dalam waktu dekat.
Namun seiring berjalannya waktu, korban tidak memperoleh keuntungan, dan uang yang dikirimkan tidak dikembalikan oleh pelaku.
Baca Juga : Seorang Ibu yang dilaporkan 5 Anaknya Karna Warisan
“Jadi penulis memasukkan banyak nama sebagai peserta turunan, tapi nama-nama itu bukan peserta, tapi penulis sendiri secara sembunyi-sembunyi, seperti punya nomor WhatsApp ganda dan meminjam nama teman ‘tidak sengaja’,” kata Anisa.
Wanita muda ini mengaku merugi hingga Rp 100 juta. Ia dan para korban akan melaporkan kejadian ini dalam waktu dekat.
“Ah, saya sangat sedih pak, saya kehilangan Rp 100 juta pak makanya saya harus menyimpannya, bagaimana jika saya pergi ke rumahnya untuk mengambilnya kembali, dia sudah tidak ada lagi. Kami akan segera melaporkan kejadian ini. bisa,” kata Anisa.
Korban lainnya, kata Ikhsan, pernah berinvestasi dalam arisan dengan iming-iming penghasilan ratusan juta dong. Ia pun melakukan setoran kecil hingga Rp 30 juta.
“Dengan metode investasi, tetapi melalui sosialisasi. Ternyata kumpul-kumpul di media sosial itu palsu dan pelakunya hilang begitu saja,” kata Ikhsan.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya, AKP.
Ari Rinando mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan terkait investasi berkedok “Belum, kami belum menerima laporan dari para korban,” kata Ari.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!