Biasalah.news – Apa arti sebenarnya dari “keluarga”? Apakah keluarga merupakan ikatan yang hanya ditentukan oleh ikatan darah?
Apakah makna keluarga hanya sebatas status yang tertera pada kartu keluarga? Bagaimana jika peran anggota keluarga digantikan oleh kecerdasan buatan? Pertanyaan-pertanyaan ini tampak aneh.
Namun, pertanyaan-pertanyaan ini akan selalu relevan bagi mereka yang terjebak dalam keluarga yang disfungsional. Apalagi ketika mereka mulai mempertanyakan arti keluarga.
Bahkan, beberapa dari kita bahkan bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika kita bisa menggantikan adik kita yang menyebalkan dengan robot yang jinak. Atau, kita bayangkan ayah yang mabuk bisa digantikan oleh robot pekerja keras.
Fantasi seperti itulah yang coba disampaikan Cicilia Oday melalui novel pertamanya, The Lego Family. Novel ini menceritakan tentang seorang wanita paruh baya bernama Yohana yang tinggal di panti jompo yang dikenal sebagai “The Best Retreat”.
Dia tinggal di panti jompo atas kemauannya sendiri setelah rumahnya terbakar. Setelah tinggal di sana selama sepuluh tahun, ia bertemu dengan seorang penduduk baru bernama Naomi, yang tinggal di sana secara tidak perlu.
Bahkan, sesampainya di panti asuhan, Naomi sangat marah. Namun, seiring berjalannya waktu, Yohana bisa berteman dengan Naomi. ‘Liburan mulia’ tidak jauh berbeda dengan rumah peristirahatan pada umumnya.
Baca Juga : Kanjuruhan, Psikolog Ingatkan Dampak bagi Keluarga Korban
Tempat ini seperti kiblat bagi mereka yang merasa kesepian dan merasa lebih dekat dengan kematian. Namun, Yohana menyukainya, terutama karena dia bisa berteman dengan Naomi.
Namun, semuanya berubah ketika Naomi diadopsi oleh keluarga barunya. Meskipun Yohana pada awalnya mendorong Naomi untuk mencari keluarga baru, dia akhirnya terjebak dalam kesepian panti asuhan yang mengerikan.
Noemi menghilang. Hari-hari kosong. Situasi menjadi lebih kosong ketika menantu tidak bisa melihatnya lagi. Hubungan Yohana dengan putri tirinya rumit. Yohana sering memarahi anak tirinya.
Meski terkadang Yohana bangga karena ia masih merasa memiliki keluarga yang bisa memberikan cintanya. Tapi sekali lagi, hubungan mereka rumit. Sangat rumit. Sulit untuk berdamai.
Kekosongan Yohana mulai terkuak saat ia bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang mengenakan bros lego. Belakangan, Yohana mengetahui bahwa wanita itu adalah robot. Ini adalah robot milik perusahaan jasa rental keluarga bernama Lego Family.
Keluarga Lego menawarkan solusi menarik bagi mereka yang merasa tidak dapat menemukan keluarga ideal melalui aplikasi di GooglePlay saja. Keluarga Lego memberi Yohana kesempatan untuk membuat keluarga sendiri.
Sesuatu yang tidak pernah dia miliki. Namun, mampukah Yohana menemukan kebahagiaan melalui keluarga buatan ini? Dengan membaca novel ini, pembaca diajak untuk mengetahui masalah yang mendalam dan sulit dari para lansia yang berjuang melawan egonya.
Membaca bab pertama novel ini, pembaca pada awalnya akan menduga Yohana sebagai tokoh bermasalah. Dan memang, di akhir cerita, beberapa pertanyaan tentang Yohana akan terjawab. Pembaca juga secara tidak langsung akan memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi diri dengan Yohana.
Namun di sisi lain, pembaca akan dibuat kesal dengan sikap Yohana yang egois. Sayangnya, Cicilia Oday tidak memberikan tempat yang sama untuk suara karakter lain. Novel ini seperti otobiografi atau memoar yang ditulis oleh Yohana dari sudut pandang orang lain.
Kisah itu seolah terjebak dalam labirin pikiran Yohana. Selain itu, premis novel ini tidak dapat dieksplorasi dan dieksplorasi sepenuhnya. Sebenarnya, premis cerita tentang “memilih keluarga Anda sendiri” adalah salah satu yang menarik.
Baca Juga : Kanjuruhan, Psikolog Ingatkan Dampak bagi Keluarga Korban
Bahkan belakangan ini, cerita tentang keluarga yang disfungsional kerap menjadi viral di Twitter. Sayangnya sekali lagi, itu tidak digali dengan baik. Yang terakhir dikaitkan dengan gaya bicara.
Sebenarnya, penceritaan Cicilia cukup bagus. Cerita ini minimal ditulis oleh penulis baru dengan kesalahan kecil. Namun, narasi novel ini tidak memiliki atmosfer ketegangan yang menarik pembaca ke alam semesta cerita.
Namun, Cicilia tetap menyajikan cerita yang bagus. Plottwist yang disiapkan di bagian akhir konon menyimpan cerita di sana-sini. Kisah Keluarga Lego juga mengingatkan kita bahwa memaafkan masa lalu adalah cara mencintai diri sendiri. Rakhmad Hidayatulloh Permana.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!