in

Ini Pendapat Dokter tentang Ramuan Ketumbar untuk Kesehatan

#image_title

Biasalah.news – Twitter tengah heboh oleh sebuah postingan tweet tentang ramuan ketumbar yang konon mampu mengatasi penyempitan pembuluh darah. Postingan tentang ramuan kesehatan tersebut ramai dibicarakan pada hari Kamis, 1 Desember lalu.

Tweet tersebut awalnya menyatakan bahwa ada gejala penyempitan pembuluh darah, seperti kesemutan, mati rasa, sering menguap, migrain, mati rasa, dan kesulitan bernapas.

“KETUMBAR DAN PENYEMPITAN PEMBULUH DARAH

Sering kesemutan?
Sering nguap walau udah cukup tidur?
Sering kebas?
Sering migrain?
Sering mati rasa?
Sering tiba-tiba burem?
Sering berat nafas?
Sering malas beraktifitas?”

Kemudian, sang pengunggah menjelaskan prosedur pembuatan campuran ketumbar tersebut.

“Yang tadinya suka kesemutan, migrain, nguap ga jelas (oksigen ga lancar di kepala) mata kabur jadi ngerasa ringan dan lbh energetic.

Cara buat:
– Masukkan 2 sdt ketumbar kedalam gelas 250ml
– Siram air mendidih
– Diamkan selama 15menit
– Saring dan minum selagi hangat,”

Per Jumat (2/12/2022), cuitan tersebut telah di-retweet sebanyak 2.691 kali dan disukai 7.592 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

cuitan tentang ramuan ketumbar yang diklaim sebagai ramuan kesehatan

Baca Juga: Benarkah Pria yang Kunyah Permen Disebut Suka Masturbasi?

Lantas, apakah ketumbar benar-benar dapat mengatasi masalah penyempitan pembuluh darah?

Ari Fahrial Syam, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan dokter spesialis penyakit dalam, mengatakan ramuan atau obat herbal yang dipromosikan di media sosial tidak boleh dijadikan acuan obat utama.

“Secara umum jamu bisa digunakan sebagai obat, tapi bukan sebagai obat utama, tapi sebagai obat pelengkap,” kata Ari saat dihubungi pada Jumat (2/12/2022).

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ramuan herbal dapat digunakan sebagai obat secara bertahap.

Pertama, jamu tersebut harus terdaftar sebagai obat herbal terstandar. Bahan herbal tersebut kemudian dijadikan jamu, dan jika salah satu bahan herbal tersebut ternyata merupakan zat aktif yang berpengaruh terhadap suatu penyakit, maka dapat disebut sebagai obat.

“Jadi kalau masih ketumbar, tidak bisa disebut obat,” sambungnya.

Ali meminta masyarakat untuk berhati-hati dalam menyebarkan klaim. Dia juga menyarankan masyarakat untuk memeriksakan diri ke dokter jika mereka memiliki masalah kesehatan.

Selain itu, dokter spesialis penyakit dalam, Andi Khoemini Takdir Haruni mengatakan, informasi tertulis tentang gejala di media sosial tidak serta merta berasal dari penyakit tunggal.

“Jadi masyarakat kita menggunakan semua jamuherbal yang sudah lama kita dengar,” kata Andi pada Jumat (2/12/2022).

“Masalahnya, keluhan yang disebutkan merupakan gejala yang tidak bisa disebabkan oleh satu penyakit saja,” lanjutnya.

Karena itu, Andi menyarankan agar masyarakat juga mengetahui penyakit apa yang dideritanya.

Setelah pemeriksaan atau tes, diagnosis yang benar dari penyakit pasien akan muncul.

Diagnosis ini penting dalam menentukan pengobatan atau jenis pengobatan yang akan diterima pasien.

“Nanti setelah diagnosis, pasien akan diurus, lalu obat apa yang harus diminum, diet seperti apa, mungkin ada suplemen herbal atau suplemen,” kata Andi.

Ia juga mengingatkan masyarakat tidak bisa menyamakan penggunaan satu obat herbal untuk mengatasi atau menghilangkan semua keluhan. Tidak masalah, masyarakat akan selalu dibimbing oleh tenaga medis dalam menangani penyakitnya.

Buat Website GRATIS!!

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Sinopsis Serial “Connect” Tayang di Disney+ Hotstar Mulai 7 Desember

5+ Gunung Api Ada di Bawah Laut Indonesia