Biasalah.news – Ada saatnya kombinasi makanan dan obat tidak dapat memberikan efek yang baik dan justru memberikan efek samping yang buruk.
Hal ini karena makanan tersebut dapat mempengaruhi penyerapan dan metabolisme obat dalam tubuh.
Jika dibiarkan, obat yang Anda konsumsi akan menjadi kurang efektif. Sebaliknya, makanan yang ada juga berpotensi meningkatkan konsentrasi obat dalam darah.
Kombinasi makanan dan obat yang salah dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan bahkan merugikan manusia.
Menurut AARP, kombinasi makanan dan obat berikut tidak boleh dikonsumsi bersamaan karena dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
Antibiotik tetrasiklin (termasuk doksisiklin dan minosiklin, yang digunakan untuk mengobati pneumonia dan infeksi bakteri lainnya) dan kuinolon ciprofloxacin tidak boleh dikonsumsi dengan susu.
Kandungan kalsium dalam produk susu seperti susu, keju, dan yogurt dapat menghambat penyerapan obat, yang dapat mengganggu kemampuan obat untuk mengobati infeksi.
Jika Anda harus minum susu, minumlah satu jam sebelum atau dua jam setelah minum antibiotik.
Pengencer darah seperti warfarin tidak boleh dikonsumsi dengan sayuran hijau yang kaya vitamin K.
Sayuran ini termasuk brokoli, kol, kangkung, bayam, lobak Swiss dan alga. Selain itu, ada minyak nabati yang mengandung vitamin K.
Memang sayuran hijau bisa menurunkan keampuhan obat. Akibatnya, kemampuan untuk menghentikan atau mencegah pembentukan gumpalan darah menjadi terganggu.
Jika Anda harus makan kedua sayuran tersebut, tanyakan kepada dokter Anda untuk mengetahui berapa banyak yang boleh Anda makan. Biasanya, konsumsi sayuran akan dibatasi dalam jumlah tetap setiap kali makan.
Antidepresan yang disebut monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) bisa berbahaya jika dikonsumsi dengan makanan yang mengandung tyramine tingkat tinggi.
Obat-obatan untuk depresi dan penyakit Parkinson dapat menyebabkan kadar tyramine dalam tubuh meningkat. Akibatnya, tekanan darah bisa naik.
Makanan tinggi tyramine termasuk daging yang diawetkan dan diasap, keju, makanan fermentasi, anggur merah, bir, produk kedelai (kecap, miso, tahu), dan pisang yang sangat matang.
Jeruk limau gedang atau grapefruit menghambat enzim yang diperlukan untuk metabolisme statin.
Obat ini memiliki efek menurunkan kolesterol dan mengurangi kejadian penyakit kardiovaskular.
Jika dikonsumsi bersamaan, obat tersebut tidak dapat didistribusikan ke seluruh tubuh, tetapi tetap berada di dalam darah dan menumpuk.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko efek samping seperti nyeri otot. Grapefruit juga dapat menyebabkan masalah bila dicampur dengan obat lain.
Contohnya termasuk obat anti-kecemasan seperti BuSpar dan obat kortikosteroid untuk penyakit Crohn atau kolitis ulseratif (radang usus kronis), seperti tablet Entocort EC dan Uceris.
Baca juga: Yuk, Makan 9 Makanan Sehat Peningkat Kekebalan Tubuh!
Makanan kaya potasium, seperti pisang, alpukat, tomat, dan aprikot, dapat meningkatkan kadar potasium dalam tubuh Anda saat mengonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darah.
Kondisi ini dapat menyebabkan aritmia atau detak jantung tidak teratur yang dapat membahayakan tubuh.
Sebaiknya batasi asupan makanan atau obat yang mengandung potasium setidaknya satu jam sebelum makan.
Obat alergi tidak akan bekerja dengan baik jika diminum dengan jus buah seperti apel dan jeruk, karena jus ini mengganggu penyerapan dan menetralkan efek obat alergi hingga benar-benar tidak bekerja lagi.
Sebaiknya hindari jus ini dalam waktu dua hingga empat jam setelah minum obat alergi Anda.
Tepung kedelai, kacang-kacangan, dan makanan kaya serat lainnya dapat membuat levothyroxine atau obat tiroid menjadi kurang efektif.
Hal yang sama berlaku saat mengonsumsi digoksin untuk gagal jantung. Makanan berserat tinggi dapat mempengaruhi penyerapan kedua obat tersebut.
Karena itu, sebaiknya minum obat setidaknya dua jam sebelum atau sesudah makan berserat tinggi.
Sumber: Kompas.com
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!