Biasalah.news – Sebuah video yang memperlihatkan mantan Kapolres AKBP Malang Ferli Hidayat menginstruksikan anggotanya untuk mempersiapkan keamanan jelang tragedi Kanjuruhan yang maut itu viral di media sosial.
Dalam video tersebut, AKBP Ferli Hidayat berpesan untuk tidak menggunakan senjata sambil memastikan keamanan pertandingan. Dalam video tersebut, Ferli memulai dengan mengucapkan terima kasih kepada staf umum yang terlibat dalam pekerjaan keamanan.
Ferli mengatakan, konfrontasi Arema FC dengan Persebaya dalam rangka pertandingan di Ligue 1 cukup menegangkan. Selain informasi dari Panpel Arema FC, tak kurang dari 42.000 tiket terjual.
Untuk itu, Ferli telah mengeluarkan arahan dan pemberitahuan kepada karyawan terkait keamanan. Ferli menyampaikan tiga poin penting kali ini. “Pertama-tama, jangan biarkan anggota membawa senjata.
Jadi kalau masih ada NCO dan perwira senior, amankan dulu,” kata Ferli melalui pengeras suara. Dalam arahan kedua, lulusan Akademi Kepolisian 2004 itu menginstruksikan petugas keamanan untuk tidak melakukan tindakan kekerasan yang berlebihan.
“Sesuaikan saja dengan ancaman yang kita hadapi dengan menggunakan kekuatan yang kita miliki. Jangan melakukan tindakan kekerasan yang sifatnya berlebihan,” ujarnya.
Ferli juga meminta bantuan staf untuk mengawasi dan mengontrol anggotanya secara menyeluruh.
“Ketiga, saya meminta bantuan rekan-rekan untuk memastikan pengawasan dan kontrol penuh terhadap rekan-rekan mereka. Sekali lagi, tidak ada yang makan tulang,” katanya. Ferli juga menegaskan bahwa memastikan keamanan pertandingan Arema FC melawan Persebaya akan memakan banyak tenaga dan sangat melelahkan. Kondisi ini akan terus diperbanyak hingga akhir pertandingan.
“Pengamanan ini akan memakan banyak tenaga dan kelelahan. Kami memulai pekerjaan keamanan dengan kondisi yang kurang baik karena cuaca hujan,” katanya.
Baca Juga : Kapolri Temukan Mayat Perempuan Tanpa Busana di Ruang Rahasia Sambo – Hoaks
Video tersebut sesuai dengan klaim Kompolnas. Sebelumnya, Kombes Polri Albertus Wahyurudhanto mengatakan Ferli tidak pernah memerintahkan bawahannya untuk menembakkan gas air mata.
Dari hasil konfirmasinya dengan Kapolres Malang, memang saat itu pihaknya meminta agar 15 menit sebelum pertandingan berakhir semua pintu keluar harus dibuka. Namun, polisi juga belum mengetahui mengapa pintu gerbang stadion tetap terkunci.
“Jadi tidak ada perintah dari Kapolres AKBP Malang Ferli Hidayat untuk membubarkan massa dengan gas air mata. Dan setelah kami konfirmasi, mereka juga tidak ada perintah untuk menutup gerbang stadion,” kata Albertus di Mapolres Malang, pada hari Selasa. (10 April 2022).
Kompolnas menemukan bahwa tindakan pencegahan telah dilakukan oleh internal kepolisian. Menurut Kapolri, pihaknya menilai prosedur yang dilakukan Kapolda Malang.
“Tidak ada perintah dari Kapolres Malang untuk membubarkan massa dengan gas air mata. Padahal, penyebarannya di apel lima jam sebelum pertandingan,” katanya.
Menurut Albertus, selama proses yang dilakukan perwira umum dalam derby Jawa Timur, ada anggota staf yang tidak mengikuti instruksi. Karena itu, Kapolri memutuskan memberhentikan Kapolres Malang sebagai penanggung jawab.
“Jadi memang begini kondisi yang terjadi. Nanti kalau kita kembali ke Jakarta, kita akan laporkan ke Ketua Kompolnas Pak Mahfud Md yang juga Menko Polhukam,” ujarnya.
Menurutnya, dirinya sendiri sebagai perwakilan Kompolnas yang akan ke sana, akan mengajukan sejumlah usulan untuk diajukan kepada Mahfud Md selaku ketua Kompolnas.
Albertus mengatakan: “Kami akan membuat beberapa rekomendasi, karena kejadian ini adalah pelajaran, polisi tidak bisa menyalahkan polisi, tetapi ada beberapa aspek seperti penyelenggara, Panpel, beberapa kata. LIB, beberapa dari pihak lain”.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!