in , ,

Diskriminasi? Orang Lokal Bali Tak Dilayani Toko Roti

#image_title

Biasalah.news – Viral di Twitter, orang lokal Bali mengeluh tidak lagi dilayani membeli roti dari sebuah toko roti.

Toko ini hanya melayani hotel dan vila. Dalam unggahan di Twitter, Anton Muhajir dari akun @antonemus membeberkan perilaku seorang bakery di Bali yang dianggapnya diskriminatif.

Ia juga mengunggah cuplikan percakapan WhatsApp antara keduanya. Toko roti tersebut menolak melayani permintaan @antonemus karena hanya menjual item-item tertentu seperti croissant, danish, dan donat ke hotel, restoran, vila, dan kafe. Di masa lalu, toko roti  bisa melayani permintaan pelanggan biasa.

“Kembali pulihnya pariwisata membuat warga lokal kembali jadi warga nomor 125. Mula jaan tinggal di bali,” cuit @antonemus.

Anton mengunggah percakapan lain antara dirinya dan toko roti. Selama percakapan itu, dia merasa aneh karena toko roti itu melayani pelanggan seperti Anton di depan banyak turis. Tetapi sekarang setelah turis ramai lagi, toko roti itu melupakan pelanggan setianya.

“Aneh. pas ga ada turis, pelanggan spt kami yg tetap beli, tapi pas udah rame lagi kalian lupakan pelanggan setia. Diskriminatif namanya itu,” ujar Anton.

“Kami hanya menjalankan kebijakan dari perusahaan saja,” balas toko roti itu.

Baca Juga : Viral Penjaga Toko Roti Nyaris Dirudapaksa

Unggahan Anton tentu saja menuai komentar dari warganet yang heboh dengan kasus diskriminasi terhadap warga lokal di Bali. Setelah kemarin perkara sewa motor, sekarang perkara roti.

“Kemarin sewa kendaraan motor/mobil warga lokal dipersulit, lebih mengutamakan warga asing. Sekarang tambah lagi perkara roti. Makin lama makin aneh,” komentar @andre******.

“Padahal yang mempertahankan industry fnb ketika pariwisata mati ya sesama warga, tp pas udh bangkit lupa dengan jasanya,” komentar @yeah*****i.

“Padahal yang mempertahankan industry fnb ketika pariwisata mati ya sesama warga, tp pas udh bangkit lupa dengan jasanya,” komentar @yeah*****i.

Tetapi ada juga pemikiran positif bahwa kapasitas produksi toko roti mungkin terbatas untuk memenuhi kebutuhan individu.

“mungkin kapasitas produksi mereka gak bisa melayani permintaan pribadi, sementara permintaan croissant/danish/donat-nya dr pariwisata lebih konstan dan predictable,” balas @whole*****.

Hingga saat ini, unggahan viral diskriminasi toko roti tersebut telah di-retweet sebanyak 1.549 kali dan disukai oleh 6.768 orang.

Buat Website Mudah dan Cepat

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Heboh, Pemotor Ini Kejang-Kejang di Jalan Usai Kecelakaan

Jangan Ditiru! Pelajar Ini Acungkan Sajam di Flyover