Biasalah.news – Disdikpora DIY Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Makarim (Mendikbud, Ristek) mengapresiasi langkah penghapusan pekerjaan rumah (PR) siswa di kota Surabaya.
Bagaimana dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dikenal sebagai Kawasan Pendidikan? Kepala Dinas Pemuda dan Pendidikan Jasmani (Diskdikpora) “Lakukan sendiri” Didik Vardaya menyerahkan pekerjaan rumah kepada guru-guru di sekolah.
Menurut Didik, pemberian pekerjaan rumah merupakan kewenangan guru dalam proses belajar mengajar, tidak hanya siswa dapat belajar dengan bebas, tetapi guru mandiri dalam belajar. Namun, Didik menegaskan bahwa pekerjaan rumah tidak memberatkan siswa dan pekerjaan rumah bukan hanya tentang menjawab pertanyaan yang guru ajukan kepada siswa.
Baca Juga : Ini Zayyan yang Viral Jadi Idol KPop Asal Indonesia Selain Dita
“PR tidak selalu harus menyelesaikan begitu banyak masalah di rumah, bukan? Tapi misalnya pengembangan pembelajaran berbasis proyek, yang harus dilakukan di rumah dan berinteraksi dengan lingkungan,” jelas Didik saat dihubungi Selasa (25/Oktober 2022).
Didik menambahkan, pekerjaan rumah harus ditujukan untuk mengembangkan potensi anak, mereka tidak hanya menjawab pertanyaan tetapi mengumpulkannya keesokan harinya. “Jadi mereka selalu mengeluh tentang tugas pekerjaan rumah (terlalu stres) sepanjang waktu, dan besok menumpuk, harapannya tidak tepat,” katanya.
Ditambahkannya, pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa didasarkan pada pembelajaran “Saya tidak ‘jangan berpikir bahwa karena kegiatan (proyek) seperti itu mereka harus dihapus” – katanya . Menurut Didik, pekerjaan rumah yang perlu dihilangkan adalah pekerjaan rumah yang membebani siswa sehingga orang tua yang sebenarnya mengerjakan pekerjaan rumah bukanlah siswa yang mengerjakannya sendiri.
Baca Juga : Hyundai Belum Bisa Temukan Masalah Creta Yang Sering Mengadat
“Masalahnya adalah orang tua harus mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Mungkin perlu dicabut,” katanya. Ditanya bagaimana nantinya mereka akan bekerja secara mandiri, Didik mengatakan bahwa tidak hanya siswa yang memiliki kebebasan untuk belajar, tetapi juga guru yang diberikan kebebasan untuk mengajar dalam proses yang mengasyikkan dengan kreativitas guru. digunakan untuk pelatihan tematik.
“Artinya topik harus relevan dengan kehidupan sehari-hari agar anak atau siswa bisa memahaminya. Sebenarnya untuk apa kita belajar, kenapa kita belajar matematika, mungkin bisa dipadukan dengan tugas sehari-hari, dan itu membutuhkan kreativitas dari guru itu sendiri untuk belajar sama sekali,” jelasnya.
Untuk siswa SD dan SMA, berlaku efektif 10 November 2022. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiy Makarim mengatakan agar siswa tidak diberikan banyak pekerjaan rumah di sekolah, khususnya siswa SD, karena hal ini diperlukan karena dia akan menyusahkan.
“Pekerjaan rumah yang rutin seperti tugas dari LKS sudah tidak diperlukan lagi. Itu memakan waktu lama,” katanya dalam pertemuan di Pontianak, Senin (24 Oktober 2022). Sekolah, kata dia, harus bisa menyesuaikan minat dan bakat setiap siswa SD. “Jadi apa yang menurut mereka menarik, terutama untuk siswa sekolah dasar,” ujarnya.
Nadiy mengatakan, pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa hendaknya mudah, misalnya untuk meningkatkan kemampuan membaca. “Karena PR adalah bagian dari proyek, mereka akan senang jika tidak mengambil kursus tambahan,” katanya.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!