Biasalah.news – Postingan yang viral di media sosial menyebutkan siswa sekolah menengah umum di Kabupaten Bogor telah diminta untuk membuktikan bahwa mereka sedang menstruasi. Atas kejadian tersebut, Dewan Pendidikan (Wandik) Kabupaten Bogor menyayangkan kejadian tersebut.
“Sebagai anggota Wandik, sebagai seorang perempuan, saya sangat khawatir jika seorang personal pendidik melakukan hal seperti ini. Apa yang menunjukkan kepekaan dan privasi perempuan, inilah ini.
Perlu untuk melanjutkan individu-individu ini,” kata Wandik Kabupaten Bogor, Siti Mahnin saat dihubungi, Rabu (21 September 2022) unsur masyarakat untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan terkait personel, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan.
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 memberikan kewenangan kepada Dewan Pendidikan untuk mengkaji, mengarahkan, mendukung, memantau, mengevaluasi, dan menjadi wadah aspirasi dan rekonsiliasi antara masyarakat dan pemerintah.
Baca Juga : Rina, Mahasiswi Baru Bertubuh Mungil, Tampil Bak Anak SD Menjadi Viral
Menurutnya, bukan berarti pendidik tidak bisa membuktikan apakah seorang siswa sedang menstruasi atau tidak. Karena itu adalah kepercayaan seorang wanita. “Kalau alasannya untuk ibadah, bukan guru yang berhak membuktikannya. Karena itu hak privasi perempuan. Menurut saya, guru bisa dilihat sebagai pelanggaran hak asasi perempuan,” katanya.
Disdik Jabar akan segera menindak lanjuti masalah yang diabaikan guru tersebut, sehingga perlu tindakan tegas. Karena SMA bukan wilayah dinas pendidikan kabupaten tetapi dinas pendidikan provinsi, saya berharap dinas pendidikan provinsi segera menindaklanjuti hal ini.
Ini jelas melanggar hak-hak perempuan. Saya mengecam keras jika ada oknum guru yang melanggar HAM,” jelasnya. Menurut informasi yang beredar sebelumnya, pesan yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa siswa sekolah menengah umum di Kabupaten Bogor diminta untuk membuktikan bahwa mereka sedang menstruasi.
Dilaporkan bahwa siswa diminta untuk membuktikannya dengan membuka celana dalam, yang dilakukan karena beberapa siswa mengira mereka sedang haid ketika diminta untuk sholat. Menanggapi postingan viral tersebut, Humas SMA Negeri 1 Dramaga Baitul Harahap memberikan beberapa klarifikasi.
Menurutnya, tidak semua cerita yang beredar itu benar. Harahap mengatakan guru hanya bertanya kepada siswa apakah mereka mendapat menstruasi. Menurutnya, guru hanya mengkhawatirkan siswa yang tidak jujur.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!