BANDUNG – Seorang ustadz Herri Viravan yang akrab disapa Heri bin Dede melakukan kebejatan memperkosa 12 santrinya. Sebagian besar anak muda dianiaya berulang kali, dan beberapa hamil dan melahirkan. Menurut informasi terakhir, sembilan anak lahir dari korban kekerasan seksual dan dua anak masih dalam kandungan.
Harry, sekarang terdakwa, mulai diadili karena perilakunya yang tidak bermoral. Pada acara pelantikan pada Selasa, 13 Juli 2021, terungkap bahwa terdakwa telah menipu korban dengan bujukannya. Dalam satu alinea salinan dakwaan, jaksa menyatakan bahwa terdakwa menipu korban dengan berpura-pura menjadi polvan wanita untuk berhubungan seks. Terdakwa menyampaikan asumsi ini kepada salah satu korban. Jaksa mengatakan dalam salinan dakwaan bahwa “Terdakwa menjanjikan akan menjadikan anak korban polisi wanita,”
Dalam dakwaan lain, jaksa juga menyatakan bahwa terdakwa menipu korban dengan merayu korban dengan janji mengangkatnya menjadi pengurus pondok. Bahkan, terdakwa berjanji akan membayar biaya hidup dan pendidikan korban juga. Penuntut mengatakan, “Terdakwa menjanjikan akan membiayai kuliah dan mengurus pesantren,” Salinan surat dakwaan menunjukkan bahwa pelaku cenderung terjerumus ke dalam perangkap bujukan karena pelaku membujuk korban dengan mengatakan bahwa istrinya tidak menginginkan seks. Terdakwa juga mengatakan bahwa mertuanya tidak menginginkan banyak anak. Jaksa mengatakan, “Terdakwa ceritakan bahwa mertuanya tak mau banyak anak,”
Terdakwa, seperti diketahui, mencabuli puluhan mahasiswa di berbagai wilayah Kota Bandung. Gerry melecehkan siswa di apartemen dan hotel serta di pondok pesantren TM, tempat ia mengajar di wilayah Siberia, Bandung. Jaksa Agung Jawa Barat (Khejati) Dodi Ghazali Emil mengatakan, Harry yang saat ini ditahan di beberapa tempat antara lain Yayasan Pesantren (TM), Yayasan Kompleks Sinergi dan Asrama Islam MH, melakukan perbuatan cabul. Sekolah, Base Camp, Apartemen TS Bandung, Hotel A, Hotel PP, Hotel BB, Hotel N, Hotel R.
“Perbuatan terdakwa Herry Wirawan alias Heri bin Deded Dilakukan sekitar tahun 2016 sampai dengan 2021,” kata mendiang Dodi, Rabu. . (12 Agustus 2021).
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!
