Biasalah.news – Memang, kucing warna orange sering menunjukkan keagresifannya kepada manusia dengan menggigit atau mencakar sehingga sering dikenal sebagai kucing barbar. Tapi, apakah kucing oranye benar-benar kucing pemarah dan agresif daripada ras kucing lainnya?
Penelitian menunjukkan bahwa memang ada kucing berwarna tertentu yang lebih agresif terhadap manusia.
Penelitian oleh Elizabeth A Stelow, Melissa J Bain, dan Philip H Kass dalam Journal of Animal Welfare membuktikan bahwa kucing betina berbulu campuran oranye lebih agresif terhadap manusia.
Kucing oranye yang ganas ini termasuk kucing tabby tiga warna (calico), kucing tortie hitam dan kemerahan, dan kucing torbie dengan motif bulu bergaris dan kombinasi dua warna tortie.
Di sisi lain, kucing jantan berkulit hitam dan putih juga cenderung lebih agresif dibandingkan kucing jantan lainnya dengan warna lain.
Baca Juga: Ini 4 Alasan Kucing Selalu Tidur Dengan Kita!
Diketahui dari berbagai sumber bahwa kebanyakan kucing oranye berjenis kelamin jantan. Kondisi ini disebabkan oleh kombinasi genetik pada kromosom kucing.
Kucing jantan memiliki hormon testosteron.
Beberapa ahli percaya bahwa testosteron memengaruhi agresivitas kucing oranye.
Jika kucing jantan berwarna oranye dominan, berarti ada banyak kucing dengan kadar testosteron lebih tinggi daripada kucing dengan warna lain.
Berlawanan dengan kepercayaan populer, penelitian lain menunjukkan bahwa kucing oranye sebenarnya paling ramah dengan manusia.
Diterbitkan di Anthrozoos, jurnal multidisiplin tentang interaksi manusia-hewan, Delgado, Munera dan Reevy menunjukkan bahwa sebagian besar pemilik kucing menganggap kucing oranye sebagai ras yang paling ramah.
Kucing oranye dikatakan lebih penyayang daripada kucing dengan warna lain.
Hasil dari penelitian lain menunjukkan bahwa kucing tiga warna tidak sabar, sedangkan kucing putih lebih pendiam.
Penelitian dari University of California di Berkeley menunjukkan bahwa masyarakat mempersepsikan kucing oranye lebih baik daripada kucing dengan warna lain.
Menurut Berkeleynews, warna bulu kucing menjadi salah satu faktor yang diperhatikan adopter, bukan hanya sifat kucing tersebut.
Akibat persepsi masyarakat yang kurang baik terhadap warna kucing tertentu, kondisi tersebut mengakibatkan kucing yang tidak berwarna oranye ditinggalkan dan diadopsi oleh masyarakat di tempat penampungan hewan.
Untuk mengatasi masalah ini, pihak kampus mendorong untuk mengadopsi kucing berdasarkan kepribadiannya, bukan hanya warna bulunya.
Sumber: Kompas.com
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!