Biasalah.news – Seringkali wanita memanjangkan kukunya atau menggunakan kuku palsu agar terlihat cantik. Tapi tahukah Anda bahaya kuku panjang? Dr Arisman Wenge Abdul Rahman mengatakan bahwa nail extension memiliki banyak kekurangan, terutama bagi kesehatan seseorang.
Diperkenalkan oleh Mstar pada Kamis 2 Februari 2023 Kuku dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan pribadi karena penumpukan banyak bakteri pada kuku yang panjang.
“Kuku yang panjang berpotensi mengumpulkan kotoran pada celah-celah bawah kuku. Meski rajin mencuci tangan, hal itu tetap tidak akan menjamin kuman hilang,” kata Arisman.
Dia menegaskan kembali bahwa kotoran dari kutikula tidak bisa dihilangkan dengan mencuci tangan biasa. “Pengumpulan kotoran ini akan menjadi sarang bakteri berbahaya dan mempengaruhi kesehatan tubuh,” ujarnya.
Bakteri yang ditemukan dalam tinja kuku adalah methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Menurut laporan dari US Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bakteri ini merupakan jenis yang sering ditemukan pada kulit manusia. Meskipun bakteri Staphylococcus biasanya tidak berbahaya, namun dapat menyebabkan infeksi serius yang dapat menyebabkan sepsis atau kematian.
Baca Juga : Ini Efek Keracunan Chiki Ngebul, Berbahaya Bagi Tubuh!
“Salah satu studi pernah melaporkan penemuan bakteri MRSA terdapat pada celah kuku panjang. MRSA perlu antibiotik yang sangat kuat dan biasanya penyakit ini dapat menimbulkan kematian,” jelas Arisman.
Di Amerika Serikat pada tahun 1997, 16 bayi meninggal di rumah sakit akibat infeksi bakteri yang disebabkan oleh dua perawat dengan kuku yang panjang, katanya.
Mewarnai Kuku
Arisman juga menyebutkan faktor lain yang menyebabkan berkembangnya bakteri adalah karena pewarnaan kuku. “Kebanyakan dari mereka yang memiliki kuku panjang sering mewarnai kuku, sehingga tidak terlihat ada kotoran di bawah kuku dan ini bisa menjadi tempat berkembang biak jamur,” katanya.
Kuku panjang juga bisa melukai Anda. Arisman sering menemui pasien dengan kulit gatal dan suka menggaruk yang menyebabkan bisul dan infeksi.
Goresan harus dipantau dengan cermat, misalnya dengan pemberian antibiotik. Jika tidak, luka akan meradang atau borok, terutama pada pasien dengan riwayat diabetes.
Di rumah sakit, kuku panjang dianggap berbahaya bagi bayi dan pasien. Arisman menjelaskan jika ibu memiliki kuku yang panjang, kulit bayi masih tipis, dan menyentuh wajah atau mata bayi dapat membahayakan bayi.
“Bahkan di ICU, ada perawat yang akan membantu memotong kuku pasien yang terbaring di ranjang tidur karena tidak ingin terjadi infeksi di ruangan tersebut,” ujarnya.
Tips Perawatan Kuku
Dilansir dari kanal Citizen 6 Liputan6.com, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat merawat kuku. Ini membuat kuku Anda sehat dan bersih.
1. Jaga kelembapan kuku dengan krim
Kuku retak menandakan kuku kering. Perbaiki ini dengan mengoleskan pelembap pada kuku yang kering dari waktu ke waktu. Kuku bersifat penyerap dan krim dapat mencegah kuku mengering. Produk pelembab yang direkomendasikan untuk kuku adalah produk yang mengandung asam hialuronat, gliserin atau shea butter.
2. Program pemotongan kuku
Tugas pertama memotong kuku adalah menjaga kebersihan kuku. Selain itu, pemotongan kuku secara teratur membantu seseorang menjaga kesehatan kuku dan menghindari kuku yang tumbuh ke dalam atau patah. Tip lain setelah memotong kuku adalah dengan memotong ujung-ujung kuku dengan halus agar tidak terlalu tajam dan mengolesi kutikula kuku dan tangan. 3. Potong manikur
Manikur dan perhiasan kuku untuk menunjang penampilan yang benar-benar cantik. Tapi alangkah baiknya jangan membuat manikur terlalu sering dan sederhana. Jika Anda menginginkan manikur, mintalah perawatan untuk membentuk kuku Anda alih-alih mengecatnya.
Baca Juga : 5 Aplikasi Berbahaya Sudah Didownload Jutaan Kali, Hapus Sekarang Juga!
Maka jangan minta pasang nail art yang menggunakan kuku akrilik. Ini karena kuku akrilik dapat menyebabkan infeksi dan sinar UV yang digunakan untuk mengaturnya memiliki risiko kecil terkena kanker kulit.
Bahaya Menggigit Kuku
Kadaluarsa Kansalainen 6 pada Rabu 12 Oktober 2022. Menggigit kuku dapat membuat kuku tidak sedap dipandang dan menyebabkan infeksi jamur dan kulit, serta memindahkan bakteri dan virus dari jari ke usus dan mulut.
Ini karena kuku dan jari sering mengandung bakteri atau virus. Jika tergigit dan tertelan, mereka dapat memindahkan patogen ke dalam tubuh dan berpotensi meningkatkan risiko infeksi internal atau masalah pencernaan. Infeksi internal meningkatkan keberadaan enterobacteria (bakteri yang biasanya ditemukan di usus) di mulut. Begitu juga infeksi parasit seperti cacing kremi.
Menurut laporan Psychology Today, gangguan perilaku berulang yang ditandai dengan kebiasaan menggigit kuku kronis dikenal sebagai onychophagia atau onychophagia. Menggigit kuku bisa menjadi perilaku spontan atau terfokus. Biasanya, kebiasaan ini dimulai saat anak masih kecil dan meningkat saat mereka beranjak remaja. Perilaku ini menurun seiring bertambahnya usia.
Menggigit kuku dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan mental lainnya seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan depresi mayor (MDD), gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan pemberontak oposisi, gangguan kecemasan perpisahan, dan sindrom Tourette.
Sumber : Liputan6.com
Buat Website Cepat dan Murah, Klik Disini