Biasalah.news – Sebuah pesan viral beredar bahwa seorang anak terluka parah saat bermain lato-lato. Anak sekolah tersebut dikabarkan kehilangan penglihatannya setelah terkena lato-lato.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut peristiwa tersebut termasuk kasus trauma. Oleh karena itu, tidak wajib dilaporkan ke Kemenkes RI.
Baca Juga : Dosen Unair: Ada Peran Media dalam Viralnya Lato-Lato
”Ini kasus trauma, jadi bukan kejadian keracunan dan penyakit ya,” terang dr Nadia kepada detikcom melalui pesan singkat, Senin (9/1/2022). Namun, Dr. Nadia mengimbau para orang tua untuk mengawasi anaknya saat bermain lato-lato. Jadi tidak terjadi seperti itu. Cedera serupa juga telah dilaporkan di Amerika Serikat.
Memang, terkadang anak-anak bermain dengan lato-lato begitu dekat dengan wajahnya sehingga berisiko ada pecahan material yang masuk dan mengenai mata mereka sehingga menyebabkan kebutaan. FDA AS melarang permainan ini di pada tahun 1966. Keputusan FDA didukung oleh beberapa komunitas dan organisasi, Masyarakat untuk Pencegahan Kebutaan Lato-Lato.
Di Mesir, mainan lato-lato juga dilarang karena alasan kesehatan. Banyak orang yang menganggap penting untuk mengawasi permainan lato-lato anak-anak. Sekadar informasi, ada rumor bahwa seorang anak menjadi buta karena terkena lato-lato. Tidak ada pesan jelas di balik klaim viral seorang anak yang diduga buta akibat terpapar mainan lato-lato. Dari mana peristiwa terjadi hingga urutan kronologis terjadinya.
”Assalamualaikum teman2..mau saling mengingatkan yg pada punya anak main lato-lato diawasin yaa… ini temen ponakan SD kelas 3 main lato2 kena bola mata pecah akhirnya diangkat dan mata buta sebelah, dah makan korban yaa.. Waspadalah waspadalah” tutur @muha***dau***d3.
Dilansir : Detik.com
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!
