Biasalah.news – Setelah ChatGPT sukses besar, OpenAI selaku pengembang ChatGPT telah menciptakan AI pendeteksi Teks.
Memang, baru-baru ini ChatGPT sukses menarik perhatian publik.
Hanya dengan menuliskan pertanyaan yang tepat, ChatGPT yang dikembangkan OpenAI ini akan memberikan jawaban yang kita cari dalam bahasa sederhana tanpa harus menelusuri berbagai situs di Internet.
Karena kemudahan penggunaannya, banyak orang takut chatbot digunakan sebagai sumber terpercaya. Misalnya dalam kegiatan akademik, mahasiswa dapat menggunakan teks yang dibuat oleh ChatGPT untuk menyelesaikan tugas.
Hal ini rupanya menjadi alasan beberapa sekolah di Amerika Serikat (AS) memblokir ChatGPT, karena khawatir siswa akan menerima informasi yang belum tentu akurat dari ChatGPT.
Sekarang OpenAI memiliki alat bernama OpenAI AI Text Classifier, yang mengklaim dapat mendeteksi jika teks atau skrip dibuat dengan ChatGPT atau ditulis oleh manusia murni.
Ini karena guru sekolah dapat memasukkan teks yang dihasilkan siswa untuk menentukan apakah teks tersebut berasal dari ChatGPT.
Untuk mendeteksi apakah teks tersebut dibuat oleh robot atau manusia, OpenAI AI Text Classifier akan mengandalkan sekitar 34 platform pembuatan teks (text generator) yang dibuat oleh berbagai perusahaan teknologi, termasuk OpenAI sendiri.
Baca Juga: Trending ChatGPT di Medsos, Link dan Cara Menggunakan
Teks yang dimasukkan ke dalam OpenAI AI Text Classifier kemudian dibandingkan dengan berbagai teks di Internet, seperti yang ada di Wikipedia atau forum Internet, untuk menentukan apakah teks tersebut murni buatan manusia atau robot.
OpenAI mengklaim bahwa alat tersebut berhasil mendeteksi teks robot dengan rasionya sekitar 26%.
Artinya, alat ini bisa salah mendeteksi siapa sebenarnya yang membuat teks.
Kesimpulan yang diambil dari alat tersebut kemudian akan disajikan dalam bentuk kalimat, bukan persentase.
Jika OpenAI AI Text Classifier sangat yakin bahwa teks yang dimasukkan ditulis oleh manusia, alat tersebut akan menampilkan kesimpulan “sangat tidak mungkin” bahwa tulisan tersebut berasal dari robot atau mesin.
Di sisi lain, jika OpenAI AI Text Classifier benar-benar menganggap teks masukan berasal dari bot atau ChatGPT, alat tersebut akan menunjukkan kesimpulan “mungkin” atau “sangat mungkin”.
Berikut adalah kesimpulan lengkap yang akan diberikan oleh alat tersebut:
- Kemungkinan teks buatan robot di bawah 10%: very unlikely
- Kemungkinan teks buatan robot 10-45%: unlikely
- Kemungkinan teks buatan robot 45-90%: unclear if it is
- Kemungkinan teks buatan robot 90-98%: possibly
- Kemungkinan teks buatan robot di atas 98%: likely
Meski dapat mendeteksi jika teks diproduksi oleh robot, OpenAI AI Text Classifier masih memiliki sejumlah kelemahan, menurut OpenAI.
Salah satunya adalah pengguna harus memasukkan teks dengan jumlah karakter minimal 1000 karakter.
Jika jumlah karakter tidak tercapai, pengguna tidak akan dapat menggunakan alat tersebut.
Selain itu, alat tersebut tidak dapat mendeteksi plagiarisme dalam teks yang dihasilkan
Jika itu adalah tulisan anak-anak atau teks berbahasa non-Inggris, itu mungkin salah, seperti rangkuman KompasTekno dari TechCrunch pada Kamis (02/02/2023).
Tidak pasti apakah OpenAI AI Text Classifier berguna bagi pengguna, karena tingkat keberhasilannya hanya sekitar 26%.
Namun, yang jelas adalah apa yang tampaknya menjadi solusi OpenAI untuk memerangi konten yang dibuat oleh bot yang dapat menyesatkan pengguna.
Ini karena konten yang dihasilkan oleh bot mungkin tidak 100% akurat.
Oleh karena itu, pengguna yang ingin mencoba tool OpenAI AI Text Classifier buatan OpenAI bisa mencobanya melalui link berikut.
Sumber: Kompas.com