Biasalah.news – Studi dari Oxford University yang dipublikasikan di Science Direct baru-baru ini menjelaskan sembilan hal yang dapat menjadi ciri kepribadian seseorang berdasarkan kebiasaan makan makanan tertentu.
Ini bisa menjelaskan kebiasaan makan seseorang yang tidak biasa, seperti terlalu pedas, asin, atau bahkan pahit.
Dikutip dari Psychology Today, berikut detailnya.
Baca Juga: Makan Nasi Padang Lebih Baik Pakai Tangan atau Sendok?
1. Kebiasaan makan makanan pahit
Kebiasaan makan makanan pahit menunjukkan kecenderungan pada orang yang berkarakter sama, yaitu orang yang getir.
Artinya, kita mungkin memiliki tingkat sifat antisosial atau psikopati yang lebih tinggi.
Sebuah studi terhadap 953 orang Amerika menemukan bahwa preferensi untuk makanan pahit memprediksi sifat antisosial, khususnya psikopati, agresi, dan terutama kesadisan sehari-hari, atau menikmati rasa sakit orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, rasa makanan pahit juga berkorelasi negatif dengan kemampuan bersosialisasi.
Kepahitan juga bertentangan dengan naluri biologis kita, jadi para peneliti berpikir itu ada hubungannya dengan itu.
Psikopat mungkin menyukainya karena membuat orang lain merasa tidak enak.
Selain itu, konsumsi makanan pahit telah terbukti memicu permusuhan dalam penelitian sebelumnya.
2. Kebiasaan makan makanan manis
Preferensi makanan manis menunjukkan bahwa mereka memiliki kepribadian yang ramah, penyayang, dan prososial.
Seperti halnya makanan pahit, ada hubungan dua arah antara makanan manis dan kepribadian, jadi makan makanan manis bisa membuat kita lebih menyenangkan dan menghibur.
Para peneliti telah menunjukkan bahwa rasa manis secara universal menghibur dan bermanfaat, membuat orang menjuluki orang yang mereka cintai, seperti madu atau pai manis.
3. Kebiasaan makan makanan sehat
Terlepas dari manfaat fisiknya, diet sehat mengungkapkan kepribadian yang lebih terbuka, supel, teliti, dan ceria.
Sebuah penelitian terhadap lebih dari 1.000 orang muda menemukan bahwa konsumsi buah dan sayuran dikaitkan dengan pikiran yang lebih terbuka, mudah bergaul, dan pada tingkat yang lebih rendah hati-hati, tetapi bukan neurotisisme atau kemampuan bersosialisasi.
Para peneliti berpikir itu ada hubungannya dengan orang-orang dengan sifat ini yang lebih mau mencoba buah dan sayuran yang berbeda.
Selain itu, penelitian lain menemukan bahwa orang dengan suasana hati yang lebih positif lebih menyukai makanan yang lebih sehat.
4. Kebiasaan makan makanan pedas
Penggemar masakan pedas seperti cabai dan lada Sichuan seringkali memiliki kepribadian yang sering mencari tantangan, pengalaman yang menantang, dan sering memaksakan diri hingga batasnya.
Dalam penelitian laboratorium terhadap 114 pria, mereka yang menambahkan lebih banyak saus Tabasco pada mashed potato yang mereka makan ditemukan memiliki kepribadian yang sama ekstrimnya.
5. Kebiasaan makan makanan berbahaya
Kegemaran akan makanan berbahaya seperti alkohol atau kerang beracun menunjukkan kepribadian yang mencari sensasi.
Ini ditunjukkan dalam studi terhadap 303 peserta melalui kuesioner diet dan perilaku.
6. Kebiasaan makan makanan hambar
Rasa makanannya tidak terlalu kuat dan dengan resiko membuat kita sakit, rasanya tidak terlalu menarik bagi sebagian orang.
Tidak mengherankan, penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan makanan hambar menunjukkan bahwa orang tidak mencari banyak rangsangan atau tantangan.
7. Kebiasaan konsumsi kafein
Pecinta kopi atau teh lebih condong berkepribadian yakin terhadap tantangan dan sensasi di hadapannya, menurut penelitian laboratorium terhadap 20 orang dewasa yang dikaitkan dengan efek stimulasi kafein pada tubuh.
8. Kebiasaan makan makanan asin
Pencinta makanan asin cenderung memiliki kepribadian yang senang mencoba hal-hal baru.
Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan detail lainnya, termasuk faktor penyebabnya.
9. Kebiasaan memilih makanan (picky eater)
Kebiasaan pilih-pilih makanan, hingga hanya makan dengan porsi terbatas, dianggap sebagai tanda kepribadian yang sangat cemas.
Sebuah studi terhadap 318 mahasiswa menemukan bahwa orang dengan lebih banyak kecemasan memiliki lebih banyak keengganan terhadap makanan, mungkin karena neurotisme dan kurangnya “kontrol emosi”.
Picky eater juga bisa menjadi supertaster, atau orang dengan nafsu makan lebih besar dan oleh karena itu persepsi rasa yang ia miliki lebih kuat.
Sumber: Kompas.com
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!