Biasalah.news – Sebuah foto orang kulit putih sedang duduk di sebuah pura atau bangunan suci salah satu pura di Bali menjadi viral di media sosial. Orang asing disebut-sebut menempati sebuah bangunan di Pura Bang Lotus di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali.
Orang kulit putih juga dianggap dilecehkan karena menempati tempat yang keramat. Catatan, foto orang kulit putih yang duduk di atas diposting oleh @dreamchaser_traveling. Sontak, pesan tersebut memancing reaksi beberapa tokoh Bali seperti Ni Luh Djelantik dan Arya Wedakarna.
Tak hanya itu, foto tersebut dibagikan berkali-kali dan mendapat beragam komentar dari netizen. Inilah 5 Fakta Orang Kulit Putih Duduk di Puncak Pura Teratai Bang di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali: Candikuning Perbekel, I Made Mudita, Konfirmasi Foto Itu Diposting Orang Kulit Putih, Pemilik Akun @dreamchaser_traveling,
Aneh kamar di Pura Teratai Bang. “Itu di Pura Teratai Bang. Fotonya diperkirakan diambil lebih dari lima bulan yang lalu,” kata Mudita. Dugaan tersebut didasarkan pada keberadaan sanggar atau sanggar bambu yang ditampilkan dalam foto yang diunggah oleh orang kulit putih pemilik akun tersebut.
Sedangkan sanggar Tawang sudah tidak ada lagi dan dipindahkan sekitar 5 bulan yang lalu. “Di foto masih ada Tawang Studio. Sementara Tawang Studio sudah pindah lima bulan lalu,” jelasnya. Direktur Candikuning, I Made Mudita, meminta prajuru candi agar pengawasan lebih efektif.
Mereka juga menduga bule masuk melalui pintu belakang candi. Karena pintu utama terkunci dan hanya akan dibuka jika ada piodalan atau upacara. Selama ini, gembok belakang, kata dia, sering rusak akibat terbentur di areal pura yang menjadi sumber belerang.
“Ada belerang di dalamnya. Jadi kuncinya cepat rusak. Bahkan, paman saya menonton. Pintu utama terkunci. Baru buka kalau ada piodalan,” pungkasnya. Para pejabat desa adat Bukit Catu akan mengadakan upacara untuk menghormati Piduka dan Pecaruan. Ini mengikuti foto viral seorang pria kulit putih yang duduk di atas salah satu bangunan suci.
Di kawasan Pura Kahyangan Jagat Teratai Bang, desa Candikuning, kabupaten Baturiti “Sesuai komunikasi kami dengan para prajurit adat, akan ada upacara untuk guru dan siswa Piduka dan Mecaru”, Perbekel atau kepala desa Candikuning, I Made Mudita, menjelaskan, Minggu . (2 Oktober 2022).
Baca Juga : Bule Ukraina Belum Pernah ke Aceh, Bisa Bahasa Aceh
Rencananya, upacara penyucian melalui ritual keagamaan akan dilakukan sebelum piodalan di Tumpek Landep. “Tumpek Landep kalau tidak salah awal November, mungkin sebelum itu,” tambahnya.
Di sisi lain, Mudita enggan mengomentari kemungkinan hadirnya orang kulit putih dalam upacara pecaru dan profesor Piduka yang berlangsung.
“Misalnya kalau dia sudah di luar negeri, apa yang harus dilakukan? Juga, kami minta maaf, kami juga tidak tahu warga negara kulit putih negara mana. Kapolsek AKBP Ranefli Dian Candara mengatakan pihaknya telah mengirimkan tim untuk menyelidiki foto seorang pria kulit putih yang sedang duduk di atas salah satu bangunan suci Pura Teratai Bang. Polisi juga berkoordinasi dengan kantor imigrasi”.
“Lebih penting lagi, kami juga berkoordinasi dengan kantor imigrasi. Karena melibatkan warga negara asing,” kata Ranefli.
“Termasuk itu, kami berkoordinasi dengan Kantor Orang Asing. Siapa namanya, dari mana (negara), di mana dia saat ini. Sejauh ini, dia belum diidentifikasi. Karena ID di akun Instagramnya bukan nama sebenarnya,” imbuhnya.
Pihaknya belum bisa memastikan identitas dan kewarganegaraan orang kulit putih yang duduk di Aula Pelik Kelenteng Tertai Bang. Namun, dari hasil pemeriksaan di lokasi, untuk sementara ia menyimpulkan bahwa kondisi di foto dan kondisi di pura agak berbeda.
“Kalau dilihat kondisinya (antara foto dan candi), bukan update. Hanya kapan (foto diambil) tidak bisa ditentukan. Yang jelas bukan hari itu. Karena ada perbedaan kondisi antara foto dan candi,” imbuhnya.
Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) juga menanggapi foto orang asing yang duduk di sebuah bangunan suci di pura Kahyangan Jagat Teratai Bang, desa Candikuning. , Kabupaten Baturiti.
Presiden Provinsi PHDI Bali Nyoman Kenak telah menyerukan sanksi terhadap mereka yang, dengan alasan apa pun, melecehkan tempat suci itu. “Harus ada sanksi bagi mereka yang menghina pura,” kata Kenak.
Kenak mengatakan saat ini banyak orang yang mencari sensasi, salah satunya membuat konten. Maka dia meminta pengempon untuk mengawasi berbagai kegiatan di pura. “Kami sudah lama mendesak pengelola pura untuk memantau operasional pura. Kita harus menyadari bahwa Bali, di mana banyak turis mengunjungi Bali, tentu menghadirkan risiko yang nyata. Jelas, seperti peristiwa viral ini,” tambahnya.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!